Awalnya, saya sebagian besar anda semua pasti tidak mengenal siapa itu Ayu Ting Ting. Namanya justru saya tahu dari keponakan adik saya yang masih sekolah di SD. Si keponakan ini sempat juga menunjukkan video Ayu Ting Ting yang diunggah lewat You Tube. Salah satu lagu Ayu Ting Ting yang ngetop berjudul: Alamat Palsu. Lagunya mendayu-dayu khas dengan cita rasa melayu. Maklumlah, si Ayu ini memang penyanyi dangdut.Padahal itu lagu juga bukan lagu baru tapi hasil remark lagu lawas.
Dalam sekejap, nama Ayu Ting Ting menjadi perbincangan banyak orang khususnya di kalangan pria. Dengan embel-embel kata Ting Ting di belakang nama si Ayu ini memang berhasil mencuri perhatian publik. Nama yang lucu, unik, dan kontroversial merupakan komponen penting untuk menjadi terkenal. Ini nyaris sama dengan apa yang dialami pedangdut lain Inul Daratista.
Kala itu, nama Inul menjadi sesuatu yang unik. Orang begitu mudah ingat dan ada kesan lucu saat mengucapkan nama tersebut. Begitu juga dengan Ayu Ting Ting. Dua kata terakhir di belakang nama Ayu ini langsung saja mengidentikkan orang dengan ungkapan “perawan ting-ting.” Penyebutan ting-ting mengandung arti benar-benar masih asli. Itu juga yang dikatakan si Ayu Ting Ting saat ditanya alasan pemilihan namanya. “Aku kan masih perawan,” jelasnya seperti dikutip dari situs yahoo.co.id.
Keterkenalan Ayu Ting Ting dalam waktu yang relatif cepat juga tidak lepas dari peran besar media sosial internet seperti You Tube. Sebelum Ayu Ting Ting, kita sempat disuguhi kehadiran (mantan) Briptu Norman Kamaru asal Gorontalo. Nama personel Brimob Gorontalo ini mencuat setelah video lip sink-nya muncul di You Tube. Penghayatan akan lagu plus gaya joged Briptu Norman rupanya disukai banyak orang. Anak kecil pun dengan mudah menirukan jogednya yang bergaya India. Apa yang dilakukan oleh Norman Kamaru sebenarnya tidak berbeda jauh dengan fenomena Keong Racun. Yang terakhir adalah sebuah judul lagu dangdut yang dinyanyikan secara lip sink oleh dua orang “cewek bening” bernama Shinta dan Jojo.
Ada segaris persamaan dari mencuatnya popularitas Shinta dan Jojo, Norman Kamaru, serta Ayu Ting Ting dan yang paling baru Briptu Syaiful. Semuanya menampilkan jenis musik dangdut. Jenis musik yang disukai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Kenyataan ini makin membuktikan bahwa dangdut is the music of my country seperti dinyatakan oleh Project Pop dalam salah satu lagu unggulan mereka.
Kembali ke pemanfaatan media sosial. Keterkenalan Ayu Ting Ting dan nama-nama sebelumnya juga membuktikan makin besarnya pengguna internet di Indonesia. Data tahun 2010 menyebutkan, jumlah pengakses internet di Indonesia mencapai angka 45 juta orang (DetikiNet, 09/06/2010). Sebagian pengguna mengakses internet melalui telepon seluler seiring makin murahnya tarif internet yang diberlakukan. Data lain menyebutkan, lebih dari 9 juta pengguna Internet di Indonesia atau sekitar 28 persen dari seluruh pengguna Internet di negeri ini berusia di antara 25 sampai 30 tahun. Kelompok inilah, disebut juga sebagai Digital Natives, yang membentuk tren yang terjadi di dunia maya. (Vivanews, 16/06/2011)
Fakta terakhir kiranya bisa menyadarkan kita bersama bahwa internet menjadi bagian penting kehidupan generasi muda Indonesia. Ini juga yang mendorong orang-orang yang melek teknologi untuk mempublikasikan beragam tingkah polah mereka lewat media sosial. Ada yang berhasil menyedot perhatian dan berbuah popularitas atau justru sepi dari kunjungan pengakses internet. Untuk perkara ini dibutuhkan kejelian dan ide untuk berani berbeda.Jadi kalau anda ingin populer dalam waktu singkat sekali kali silakan unggah video lucu and di youtube.....jangan sampai kalah dengan pembunuh bayaran
Dalam sekejap, nama Ayu Ting Ting menjadi perbincangan banyak orang khususnya di kalangan pria. Dengan embel-embel kata Ting Ting di belakang nama si Ayu ini memang berhasil mencuri perhatian publik. Nama yang lucu, unik, dan kontroversial merupakan komponen penting untuk menjadi terkenal. Ini nyaris sama dengan apa yang dialami pedangdut lain Inul Daratista.
Kala itu, nama Inul menjadi sesuatu yang unik. Orang begitu mudah ingat dan ada kesan lucu saat mengucapkan nama tersebut. Begitu juga dengan Ayu Ting Ting. Dua kata terakhir di belakang nama Ayu ini langsung saja mengidentikkan orang dengan ungkapan “perawan ting-ting.” Penyebutan ting-ting mengandung arti benar-benar masih asli. Itu juga yang dikatakan si Ayu Ting Ting saat ditanya alasan pemilihan namanya. “Aku kan masih perawan,” jelasnya seperti dikutip dari situs yahoo.co.id.
Keterkenalan Ayu Ting Ting dalam waktu yang relatif cepat juga tidak lepas dari peran besar media sosial internet seperti You Tube. Sebelum Ayu Ting Ting, kita sempat disuguhi kehadiran (mantan) Briptu Norman Kamaru asal Gorontalo. Nama personel Brimob Gorontalo ini mencuat setelah video lip sink-nya muncul di You Tube. Penghayatan akan lagu plus gaya joged Briptu Norman rupanya disukai banyak orang. Anak kecil pun dengan mudah menirukan jogednya yang bergaya India. Apa yang dilakukan oleh Norman Kamaru sebenarnya tidak berbeda jauh dengan fenomena Keong Racun. Yang terakhir adalah sebuah judul lagu dangdut yang dinyanyikan secara lip sink oleh dua orang “cewek bening” bernama Shinta dan Jojo.
Ada segaris persamaan dari mencuatnya popularitas Shinta dan Jojo, Norman Kamaru, serta Ayu Ting Ting dan yang paling baru Briptu Syaiful. Semuanya menampilkan jenis musik dangdut. Jenis musik yang disukai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Kenyataan ini makin membuktikan bahwa dangdut is the music of my country seperti dinyatakan oleh Project Pop dalam salah satu lagu unggulan mereka.
Kembali ke pemanfaatan media sosial. Keterkenalan Ayu Ting Ting dan nama-nama sebelumnya juga membuktikan makin besarnya pengguna internet di Indonesia. Data tahun 2010 menyebutkan, jumlah pengakses internet di Indonesia mencapai angka 45 juta orang (DetikiNet, 09/06/2010). Sebagian pengguna mengakses internet melalui telepon seluler seiring makin murahnya tarif internet yang diberlakukan. Data lain menyebutkan, lebih dari 9 juta pengguna Internet di Indonesia atau sekitar 28 persen dari seluruh pengguna Internet di negeri ini berusia di antara 25 sampai 30 tahun. Kelompok inilah, disebut juga sebagai Digital Natives, yang membentuk tren yang terjadi di dunia maya. (Vivanews, 16/06/2011)
Fakta terakhir kiranya bisa menyadarkan kita bersama bahwa internet menjadi bagian penting kehidupan generasi muda Indonesia. Ini juga yang mendorong orang-orang yang melek teknologi untuk mempublikasikan beragam tingkah polah mereka lewat media sosial. Ada yang berhasil menyedot perhatian dan berbuah popularitas atau justru sepi dari kunjungan pengakses internet. Untuk perkara ini dibutuhkan kejelian dan ide untuk berani berbeda.Jadi kalau anda ingin populer dalam waktu singkat sekali kali silakan unggah video lucu and di youtube.....jangan sampai kalah dengan pembunuh bayaran
0 komentar:
Post a Comment